JATINANGOR - Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, Lapangan Utama Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor menjadi saksi penutupan Pendidikan dan Pelatihan Dasar (Diksar) Praja IPDN Angkatan XXXVI Tahun 2025.

Ribuan praja muda berdiri tegap dalam barisan yang rapi, mengenakan seragam kebanggaan berwarna loreng khaki yang memantulkan semangat juang dan disiplin. Gema lagu “Indonesia Raya” menggema di seluruh lapangan, meneguhkan semangat nasionalisme dan tekad pengabdian kepada bangsa.

Upacara penutupan tersebut dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IPDN, Azharisman Rozie, yang dalam amanatnya menyampaikan pesan penuh makna kepada para praja muda yang baru saja menuntaskan masa Diksar masa yang menjadi gerbang awal dalam perjalanan panjang mereka sebagai calon pamong praja bangsa.

“Maka jadikanlah diklat ini untuk melatih diri kalian, menyambut pengasuhan dan pelatihan yang akan ditempuh empat tahun ke depan,” ujar Azharisman Rozie dengan tegas namun penuh kebapakan.

Beliau menegaskan bahwa Diksar bukan sekadar latihan fisik, tetapi proses pembentukan karakter, kedisiplinan, dan moralitas yang menjadi dasar bagi setiap praja dalam menempuh pendidikan di IPDN. Nilai-nilai loyalitas, tanggung jawab, dan kebersamaan yang telah ditanamkan harus terus dijaga dan dihidupkan sepanjang masa pendidikan empat tahun ke depan.

“Kedisiplinan bukan hanya tentang kerapian barisan, tetapi tentang ketaatan pada nilai dan komitmen moral. Loyalitas bukan hanya pada lembaga, tetapi pada tugas suci melayani masyarakat dan negara. Dan kebersamaan adalah kekuatan yang akan menjaga kalian tetap teguh dalam menghadapi ujian,” tambahnya penuh makna.

Dalam kesempatan itu, Azharisman Rozie juga menekankan pentingnya semangat pantang menyerah dan keikhlasan dalam menjalani proses pendidikan. Ia mengingatkan bahwa menjadi praja berarti siap ditempa, diuji, dan dibentuk agar kelak mampu memikul tanggung jawab besar sebagai abdi negara yang melayani rakyat dengan hati.

“Empat tahun ke depan bukan hanya tentang menimba ilmu, tetapi tentang menempa diri. Jadilah praja yang kuat dalam prinsip, rendah hati dalam sikap, dan tulus dalam pengabdian. Kebanggaan menjadi praja bukan pada seragam, tetapi pada dedikasi dan tanggung jawab yang kalian tunjukkan,” tutur beliau dalam penutup arahannya.

Upacara penutupan berlangsung dengan khidmat, ditandai dengan pembacaan laporan kegiatan, penyematan tanda kelulusan Diksar, dan pembacaan ikrar praja oleh perwakilan peserta yang disambut dengan semangat tinggi oleh seluruh barisan. Hadir pula jajaran pejabat struktural IPDN, pelatih, instruktur, serta civitas akademika yang turut menyaksikan momen penuh kebanggaan itu.

Dengan berakhirnya Diksar, seluruh peserta kini resmi menyandang status sebagai Praja IPDN Angkatan XXXVI Tahun 2025, dan siap menjalani masa pengasuhan, pembelajaran, serta pelatihan selama empat tahun ke depan. Mereka akan dipersiapkan menjadi aparatur pemerintahan yang profesional, berintegritas, berjiwa kepemimpinan, dan berorientasi pada pelayanan publik.

“IPDN tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas, tetapi membentuk manusia yang berkarakter dan berjiwa pamong, mereka yang mampu berpikir untuk rakyat, bekerja dengan hati, dan menjaga kehormatan bangsa,” ujar Azharisman Rozie menutup upacara dengan penuh kebanggaan.

Harapan IPDN untuk Masa Depan Praja Angkatan XXXVI

IPDN menaruh harapan besar pada Angkatan XXXVI sebagai generasi penerus yang akan mengemban amanah kepemimpinan di masa depan. Dalam diri mereka tertanam nilai-nilai Satya, Dharma, dan Bhakti, yang menjadi pedoman sepanjang perjalanan menuntut ilmu dan mengabdi.

Diksar menjadi langkah awal dari perjalanan panjang menuju pengabdian yang sejati pengabdian kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

Seperti yang disampaikan dalam pesan penutup upacara, IPDN percaya bahwa masa depan bangsa tidak hanya dibangun oleh kecerdasan intelektual, tetapi oleh kekuatan moral, kejujuran, dan keikhlasan dalam melayani. Para praja diharapkan tumbuh menjadi aparatur yang tidak hanya profesional, tetapi juga memiliki jiwa empati dan semangat persatuan.

“Setiap peluh yang jatuh selama Diksar adalah bukti awal perjuangan. Jangan berhenti berproses, karena empat tahun ke depan adalah ruang kalian untuk membuktikan bahwa praja IPDN adalah garda depan pengabdian bagi negeri,” tutup Azharisman Rozie penuh harapan.(*)